Aku Benci Orangtua dan Guruku yang Terus Membentak serta Memarahiku. Namun Saat “Alasan Dibaliknya” Terbongkar Aku Menangis Penuh Penyesalan!

Agen Poker Terpercaya

Agen Poker - Anak-anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya. Hal ini berlangsung hingga anak berada di bangku sekolah. Anak membutuhkan dukungan dan pengawasan selama dirinya berkembang. Namun ternyata di luar sana disaat seorang anak tak mendapatkan perhatian dan terabaikan, masih ada seseorang yang memperhatikan yaitu sang guru. Seperti video ini, meskipun sederhana, tapi maknanya begitu dalam. Seperti apa kisahnya yuk simak di bawah ini:

“Nilai ulanganku hari ini tetap jelek. Hingga ibu guru memanggilku dan bertanya mengapa bisa begini. Ia mengatakan agar aku meminta orangtuaku datang ke sekolah.

Tapi lagi-lagi, ibu mengatakan tidak bisa datang karena ada rapat di kantornya. Rasanya aku pekerjaan lebih penting dari anaknya. Sudah aku katakan pada bu guru, seakan-akan tak peduli bu guru malah meneruskan untuk mencari kesalahanku. Aku muak dan meninggalkannya, saat aku pergi ibu guru membentak dan memanggilku agar kembali.

Aku menjadi orang yang tak peduli pula pada sekolah dan diri sendiri. Kadang akau tertidur di kelas, dan lagi-lagi ibu guru dengan sangat emosi emarahiku. Muak, rasanya benar-benar jengkel. Aku benci dia!

Karena aku kesal, aku jadi orang yang suka marah tak peduli pada tugas dan semua pekerjaan di sekolah. Hingga aku membentak teman yang hanya mengingatkanku untuk melakukan pekerjaanku di kelas.

Malam itu aku pulang terlambat, tapi tak masalah toh tak ada yang peduli. Aku menemukan secarik kertas bertuliskan “nak maaf ayah dan ibu ada pekerjaan mendadak. Maaf kami tak bsa menemani kamu disaat ulangtahunmu”

Hari itu adalah ulangtahunku, aku mengharapkan mereka ada di samping dan menemaniku. Namun nyatanya aku hanya bisa makan mie instan cup. Kecewa dan sedih. Aku ingin marah dan menangis sejadi-jadinya tapi sudahlah aku merasa tak punya orangtua tak ada yang peduli, tak ada yang menyayangiku. Malam itu aku menangis sambil makan mie…

Keesokan harinya aku terlambat karena bangun kesiangan, sialnya aku kepergok ibu guru. Ia bertanya apakah keluargaku tak membangunkannya? Dia tak mengetahui mereka tak peduli. Hari itu aku kebagian untuk mengatur jadwal bersih-bersih lebih sialnya lagi kemarin saat teman-teman mengingatkanku untuk melakukannya aku menolak mereka. Maka hari itu mereka malah balas dendam, tak ada satu orangpun yang mau mendengarkan. Saat aku membentak dan melempar kalur, bu guru melihatnya dan lagi-lagi aku kena omel.

Capek! Rasanya muak dan ingin menjerit. Aku ingin kabur dan tak mau sekolah. Tak ada orang yang menghargaiku, tak ada orang yang mau mendengarkanku, dan ibu guru selalu menganggap aku salah, salah, salah dan bodoh!

Disaat ibu guru mengancam untuk menelepon orangtuaku, aku mengatakan padanya ‘silahkan saja, mereka akan mematikan telpon dan menolak untuk datang. Aku tak penting bagi mereka. Tidak ada yang peduli padaku seorangpun’. Tapi kemudian ibu guru mengatakan…

“Dengarkan, aku menginginkan kamu mengawas dan memimpin, karena aku melihat potensimu mampu melakukan hal tersebut. Aku menilaimu karena aku ingin kamu menjadi murid yang lebih baik dari semuanya. Tapi apa yang kamu lakukan sekarang? Kamu merusak masa depanmu! Aku menghukummu karena aku percaya pada sesuatu yang bahkan tak kamu percaya!”

Kini aku sadar ibu guru hanya ingin aku menjadi murid yang lebih baik, dan itulah caranya memberikan perhatian. Meski aku menganggapnya tak peduli tapi itulah cara dia. Terimakasih guru…”

Sumber: Youtube Butterworks